“..kita harus berhasil terlebih dahulu—atau setidaknya
berbarengan dengan—memperjuangkan agar pikiranlah yang mestinya menjadi standar
menyusun kepolitikan bersama, bukan uang, bukan televisi, dan bukan agama!”
(Robertus Robert)
APA ITU “NEO-LIBERALISME”?
Telah sejak
lama, begitu banyak negara—terutama yang merdeka dengan susah payah di kawasan Asia-Afrika—menjerit
dengan lantangnya, menyuarakan kondisi perekonomian dalam tubuh bangsanya yang
porak-poranda setelah dihisap oleh kekejaman, yang menurut mereka tak lain dan
tak bukan bersumber dari ulah pihak-pihak yang mengusung semangat liberalisme
dalam format yang kini lebih “segar”, neo-liberalisme.
Jika dulu kala
Karl Marx dan Frederick Engels pernah bersabda “..Ada hantu berkeliaran di Eropa—hantu Komunisme” dalam pembukaan
Manifesto Komunis-nya yang fenomenal itu, maka sebagian masyarakat dunia kini telah
digentayangi hantu baru yang sepertinya sama (bahkan lebih) menyeramkan.. hantu
Neo-Liberalisme.