Jumat, 30 November 2012

Sekeras Apa Kau Menginginkan Itu?


(Bincang singkat dengan Eric Thomas)

Eric Thomas     : Dan bagaimana keadaanmu, teman?

Saya                  : Sedikit kurang baik belakangan ini.

Eric Thomas     : Kenapa?

Saya                  : Masalah remaja. Biasalah.

Eric Thomas     : Oh, i got it (sambil ketawa renyah..tanda sok tahu)

Saya                  : Eh, ET, bagaimana sukses itu terbentuk menurutmu.

Eric Thomas     : Oh, ho. Kau bertanya..? Ok, Baiklah, begini teman.

(hening..)

Eric Thomas     :
Suatu ketika, ada seorang pria yang ingin hidup sukses. Sangat ingin, tapi ia tak pernah tahu caranya. Jadi suatu hari ia ingin belajar pada seorang yang hidupnya sudah sukses. Kita sebut orang sukses ini “Guru”.
“Temui aku jam 4 pagi di pantai besok”, kata Guru pada pria itu.

Si pria bingung, “Aku ingin kaya, aku ingin sukses, bukan belajar berenang”.

Guru bilang, “ Kau ingin kaya? Sukses? Temui aku jam 4 pagi di pantai besok”.

“Baiklah”, kata si pria akhirnya.

Besoknya pria itu datang ke pantai seperti yang dijanjikannya pada Guru.

“Jadi, sekuat apa keinginanmu untuk sukses?” tanya Guru.

Real bad!,” jawab pria itu mantap.

“Kalau gitu, berjalanlah ke air itu,” kata Guru sambil menunjuk ke arah pantai yang ada di depan mereka.

Si pria bingung. “Apa-apaan ini?” batinnya. Tapi karena tak ada pilihan lain, ia akhirnya menuruti perintah Guru.

Saat pria tersebut masuk ke dalam pantai, airpun telah mencapai batas pinggangnya. Si pria menatap Guru dari kejauhan. “Dia kurang waras. Aku ingin belajar cara kaya. Mengapa harus ada ritual gila ini?” desisnya pelan.

“Ayo, masuk lebih dalam lagi!” teriak Guru dari jauh.

Si Pria pasrah. Ia berjalan lebih dalam lagi. Air mulai mencapai lehernya. “Apa ia ingin membuatku mati tenggelam?” Pria itu mulai curiga. Dia melihat sang Guru yang semakin kelihatan jauh di pinggir pantai. “Lebih jauh lagi!” teriak Guru pada pria itu. “Masuk lebih dalam lagi!”

Si pria benar-benar bingung.

“Kau ingin suskes?” tanya Guru dengan lantang dari pinggir pantai.

“Ya, aku ingin sukses!” teriak si Pria.

“Kalau begitu, masuk lebih dalam lagi!” Perintah sang Guru padanya. Ia akhirnya berjalan lebih ke dalam lagi, lagi, lagi dan tiba-tiba saja sepasang tangan mendorong kepalanya dengan keras ke dalam air. Kuat sekali. Pria meronta, menendang ke segala arah, tak peduli apa-apa lagi. “Aku harus bernafas!” pekiknya di antara batas antara hidup dan kematian itu.

Dan tepat sebelum pria malang itu wassalam, sepasang tangan yang tadi berusaha menenggelamkannya menarik kembali tubuh lelahnya ke permukaan. Guru perlahan membawa si pria yang hampir pingsan karena menghirup banyak air itu kembali ke pinggir pantai.

Dengan sisa-sisa tenaga akibat perlawanannya tadi, si pria melihat nanar wajah sang Guru yang ada di sampingnya, yang tadi terlihat sangat bernafsu ingin membuatnya ko’id.

“Aku punya pertanyaan untukmu.” Suara Guru terdengar dalam. Si Pria yang terbaring terlentang kelelahan di pasir pantai benar-benar kebingungan melihat Guru yang baru saja berusaha menenggelamkannya sekarang malah bertanya dengan tenangnya.

“Saat berada di dalam air tadi, apa yang kau inginkan?” tanya Guru.

“Aku ingin tetap hidup. Aku ingin bernafas!” jawab si pria ketus. Untung saja sedang tak ada sandal jepit atau semacamnya untuk menggaplok wajah sang Guru.

“Bernafas.” Jawab Guru tenang. “Jadi sekarang kau sudah tahu caranya kan?” tanya Guru lagi

“Cara apa? Cara membunuh yang baik dan benar?” Pria itu mulai terlihat semakin kesal dengan perkataan si Guru.

When you wanna succed as bad as you wanna breathe, then you’ll be successfull. Sekeras apa kau membutuhkan udara ketika tenggelam dan hampir tewas tadi? Sekeras itulah kau seharusnya berusaha untuk mencapai kesuksesan yang kau inginkan!.” Kata Guru tegas. Matanya tajam menatap si Pria yang terlihat benar-benar takjub dengan segala rangkaian peristiwa yang Gurunya sudah sajikan untuknya. Ia menyadari banyak hal setelahnya.

Jadi, Tobing. Ketika kau menginginkan yang terbaik dalam hidupmu, kau juga harus membayar dengan memberikan yang terbaik untuk dapatkan itu.
Sukses itu mahal harganya. Sangat mahal.

Saya                  : (Bingung mau menjawab apa) Ya, Eric. Aku benar-benar ingin sukses!

Eric Thomas    : Bing (Kambing? Bukan, tapi Tobing), kebanyakan dari kita mengatakan ingin sebuah keberhasilan. But, we just kinda want it. Hanya menginginkan, tapi tak pernah benar-benar melakukan seperti saat si Pria tadi tenggelam di kedalaman lautan kehidupan. Kita tidak menginginkan sukses seperti seterdesak saat kita ingin terlihat keren. Tidak seterdesak saat kita menginginkan pujian dari orang lain kalau kita terlihat cantik, terlihat tampan.
Kau tahu, teman. Ketika kau benar-benar ingin sukses, berhentilah untuk tidur. Karena ketika kau tertidur, you might miss the opportunity.

Saya            : Bah, itu mustahil Eric. Seobsesif apapun seorang manusia, dia tetap memerlukan tidur
Eric Thomas    : (Senyum manja) bukan Tobing, bukan tentang tidur seperti yang kau bayangkan. Berhenti “tertidur” berarti tidak akan pernah ada lagi hari luang. No days off, no weekend, no holidays. Listen to me, no days off, no half days, no snow days. Sampai kau benar-benar mendapatkan kesuksesan yang kau inginkan.             Kenal 50cent?

Saya                       : 50Cent? Pedangdut ya?

Eric Thomas          : Bukan.. dia itu rapper. -_-”
Dia pernah diwawancarai oleh wartawan yang heran dengan kegiatannya yang seakan tak pernah berhenti. “Jadi, kapan tepatnya Anda beristirahat & tidur?” tanya wartawan tersebut.
Lalu 50 Cent bilang seperti ini, “Sleep? Sleep is for those people who are broke. I don’t sleep. Because I got an opportunity to make a dream become a reality.”
Kita semua punya mimpi yang perlu dikonversi dalam bentuk realitas. Karena itu, jangan pernah “tertidur” sebelum itu terjadi.

Saya                   : (Ingin memeluk dan mencium Eric, tapi takut disangka ‘kw’) Benar Eric, itu sungguh membakarku! Aku akan melakukan sesuatu yang lebih baik besok.

Eric                  : Tobing, it’s about pushing your self beyond the limits. Ini tentang mendorong dirimu melewati batas. Ini tentang “menyempurnakan” mimpimu, tidak hanya dengan melakukan lebih banyak, tidak cuma dengan menjadi lebih baik. Tapi temukan yang TERBAIK darimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar